Rabu, September 19, 2007

Puasa Kemarin

Kemarin ada undangan dari bagian salah satu bagian di RSWS/FKUH, untuk koas-koas yang muslim untuk mengikuti acara puasa bersama , sekaligus peresmian kantor baru bagian tersebut. Acara berlangsung lumayan khidmat, dengan didatangkannya seorang ustaz untuk memberikan bimbingan rohani. tapi ada beberap hal yang saya sesalkan dari sang ustaz tersebut, ada beberapa hal yang menurut saya dan hasil konfirmasi saya keorang yang lebih tahu merupakan bi'dah yang selama ini tidak pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Hal serupa pula pada acara ceramah jumat yang juga pernah diadakan dibagian , seorang ustaz mengatakan bahwa ada usraz yang setiap ceramahnya selalu menceritakan neraka, neraka dan neraka yang menjadikan mereka tidak disukai oleh orang-orang karena selalu menceritakan hal yang mengerikan.

Menurut saya tidak ada salahnya menceritakan tentang neraka sehingga orang-orang sadar akan ancaman setiap dosa dan kelalaian yang mereka lakukan. Termasuk menceritakan tentang kematian dan ancaman akan siksa kubur, sehingga kita selalu mengingat akan kematian dan apa yang akan kita alami setelah kematian tersebut. Menurut saya hal tersebut lebih mendorong kita berbuat kebaikan dibandingkan menceritakan tentang keindahan dan kenikmatan surga (ini menurut saya lho......). Tapi hal ini kembali berpulang ke pribadi kita masing-masing. Yang penting adalah bagaimana kita beibadah kepada Allal SWT sesuai yang ajarkan oleh nabi kita Muhammad SAW, dan bukannya menambah-nambahkan atau mengurang-menguranginya.

Adapun di dalam hadits-hadits, diantaranya hadits dari Jabir bin Abdillah yang panjang, dimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: “Sungguh aku telah tinggalkan kepada kalian, yang apabila kalian berpegang teguh kepadanya kalian tidak akan tersesat, yaitu kitabullah (Al Qur’an)” .
“Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad . Dan perkara yang paling jelek (jahat) adalah mengadakan perkara baru (bid’ah dalam agama), dan seluruh bid’ah adalah sesat.”

Maka perkara ibadah yang ditinggalkan Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak boleh dikerjakan oleh seorang muslim meskipun dihiasi dengan dalil yang batil atau dengan syubhat. Seperti perkataan: “Kami mengerjakan yang demikian atas dasar maslahat”, atau “Demi menyatukan hati kaum muslimin.”
Demikian makna sunnah Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

hellooowww....numpang minta gambarnya yah. salam kenal :)

Astika mengatakan...

salam kenal.. saya grab gambarnya ya buat saya tempatkan di blog saya.
.. terima kasih sebelumnya..

Anonim mengatakan...

lam kenal , minta link gambar nya buat blog saya di

http://kulonuwun.blogdetik.com/2008/09/02/1-ramadhan-1429-h/

Anonim mengatakan...

permisi..minta gambarnya yaa..lucuu...makasi