Senin, April 07, 2008

JENDELA

Ada apa dengan jendela?

Entah apa yang terjadi, tadi ketika saya sedang menikmati nasi ayam kecap kesukaan di warung Ukhuwah tiba-tiba saya teringat beberapa kejadian yang berhubungan dengan jendela, baik itu jendela rumah sendiri maupun jendela rumah tetangga. Kali ini saya akan menceritakan beberapa kejadian yang unik dan menggelikan yang berhubungan dengan jendela.
1. Udah cantik neng……
Kebetulan disebelah timur rumah saya berbatasan langsung dengan jalan setapak yg udah dibeton. Karena kebanyakan rumah di kompleks dekitar rumah saya rata-rata tidak memiliki pagar (termasuk rumah saya) maka kami dengan leluasa dapat melihat setiap orang yang lalu-lalang lewat jalan itu, tentunya lewat jendela. Karena jendelanya menggunakan kaca riben maka pada siang hari kami dapat melihat orang diluar rumah, tetapi orang diluar rumah melihat kaca tersebut layaknya melihat cermin. Jalur ini termasuk jalur sibuk terutama pada pagi dan siang tengah hari, saat2 anak sekolah pergi dan pulang baik itu SD, SMP maupun SMA. Ceritanga begini.. Suatu pagi ada seorang siswi SMA lewat disamping rumah. Mungkin karena merasa belum cukup berdandan saat dirumah tadi, ia memutuskan melanjutkan dandanannya dikaca rumahku. Sambil celingak celinguk memastikan tidak ada orang yang lewat, aksi pun dimulai. Dikeluarkannya sisir dan bedak seraya mulai berdandan. Saya sekeluarga yang dari tadi memperhatikan tingkah siswi tersebut mulai cekikikan menahan tawa, lalu tiba-tiba ayah saya dengan setengah berteriak langsung berkata sudah cantik neng………
Si siswi tersebut tiba-tiba kaget dan segere memasukkan kembali perkakas dandannya tersebut kedalam tas dan langsusng kabur………
Sejak saat itu si cewek tersebut tidak pernah lagi lewat di samping rumahku.
Saran: Jangan pernah menggunakan kaca rumah orang sebagai cermin buat berdandan, kecuali dalam keadaan darurat (maksudnya?)………

2. Monyet lepas……
Kejadian ini sebenarnya sudah lama. Waktu saya masih SD. Sebenarnya monyet bukanlah binatang yang layak dijadikan peliharaan. Selain tidak berguna, paling banter Cuma bisa dijadikan pencari kutu. Juga sering bikin onar. Kalaupun monyet itu dijaga baik-baik mungkin tidak masalah. Yang jadi masalah sering kali monyet itu melapaskan diri dari ikatannya. Entah itu karena kepintaran monyet itu ataupun mungkin karena adanya faktor kesengajaan. Kalau sudah lepas, semua jadi kacau anak-anak kecil yang lari ketakutan, jualan ubi goreng mama ria juga obrak abrik tanpa sisa.
Suatu waktu waktu monyet itu lepas saya dan beberapa teman bermarkan di teras rumah saya berusaha mengusir monyet itu agar tidak datang kearah kami dengan bersenjatakan apa adanya. Setelah puas meluluh lantakkan jualan mama ria, sementara mama ria hanya meringkuk didalam rumah meratapi ubi gorengnya, si monyet mulai mencari korban. Beberapa anak perempuan yang bersembunyi di dalam rumah, mengejek monyet tersebut lewat jendela. Karena merasa terejek monyet tersebut berlari kearah rumah tersebut. Ketika monyet itu mendekati rumah tersebut, anak-anak perempuan tersebut menutup jendela dengan cepat. Karena tidak berhasil masuk kedalam rumah tersebut monyet tersebut kembali kearah kami. Kami tentu saja dengan sigap melakukan serangan untuk menghalau monyet itu. Dan tentu saja kami menang (soalnya keroyokan…) saat monyet itu berada didekat kami, anak2 perempuan tersebut kembali membuka jendela dan mengejek monyet tersebut. Namun ketika monyet tersebut mendekat ke arah mereka, dengan cepat jendela ditutupnya. Kejadian ini berulang hingga bebera kali. Namun entah kenapa, karena kepintaran monyet ini atau kebodohan anak2 perempuan itu tiba-tiba monyet tersebut berhasil masuk kedalam rumah terpat persembunyian mereka. Dan terdengarlah teriakan2 dan jeritan2 yang menyayat hati ………………………….
Anak perempuan tersebut segera berlarian keluar dari rumah tersebut sambil berteriak-teriak…..
Ha..ha..ha.. kami hanya bias tertawa.
Saran: jangan suka mengejek binatang. Apalagi monyet, kayak sih binantang ini cepat tersinggung.

Sebenarnya masih ada satu cerita lagi, tapi nanti dipostingan selanjutnya.

Minggu, April 06, 2008

Mau ke mana?




Setelah akhirnya seluruh prosesi pendidikan yang melelahkan itu terlewati sekarang muncul pertanyaan baru mau kemana saya setelah ini? Almost 50% of my friends lari kejakarta yang katanya lumayan menjanjikan bagi fresh graduate tanpa STR seperti kami-kami ini. Sebenarnya orang tua sudah menguruskan sebuah tempat bagi saya di salah satu rumah sakit di kampuang, tetapi dari mengingat kata-kata pemberi kebijakan agar saya dapat magang di RS tersebut bahwa saya tidak bisa melukan tindakan apa-apa sebelum STR saya terbit. Lha kalau begitu apa gunanya saya magang di RS tersebut kalau ujung-ujungnya cuma ngikut dibelakang dokter senior dan mendengarkan kata-katanya. Ini tak ubahnya seperti kembali ke kepaniteraan klinik. Hmmmmm hal ini kembali membuat saya berpikir apakah akan mengambil kesempatan ini. Kembali saya memikirkan ajakan teman saya yang sudah berpetualang dijakarta mengais lembar-lembar rupiah disana.
Ada beberapa hal yang saya ragukan tentang perbedaan kemampuan seorarang dokter baik sebelum maupun setelah ujian kompetensi baik dari segi knowldge ataupun skill. Mungkin dari segi knowledge adalah perbaikan barang beberapa persen, karena kembali membuka kembali materi yang selama ini dipelajari selama 2 tahun
hanya dalam waktu sekitar sebulan adalah hal yang sangat berat (bagi saya). Saya cenderung melihat beberapa teman sejawat yang sudah ujian cenderung hanya belajar untuk lulus ujian.
Kemudian dari segi skill manalah mungkin meningkat. Apakah seseorang yang sebelum ujian kompetensi belum pernah melakukan manual plasenta setelah lulus ujian menjadi mahir melakukan hal tersebut. Imposible lah....
Jadi gimana dong........?
Ya sudah, yang menjadi aturan pemerintah dijalani saja apa adanya, toh kita ga bisa ngapa-ngapain lagi. Pasarah saja.................