Senin, Maret 31, 2008

My Lovely School

FK UNHAS






Memasuki Gerbang Baru

Tak terasa 6 tahun lebih, berkutat di FK-UNHAS dengan segala dinamilanya akhirnya terselesaikan juga. Sekarang gelar yang selama ini dididam-idamkan akhirnya bertengger di depan namaku. Antara percaya dan ga percaya, rasanya seerti mimpi. Ini artinya mualai saat ini saya berdiri diatas kaki sendiri, bertanggung jawab penuh pada resiko dan akibat perbuatan yng berhubungan dengan pekerjaan sebagai dokter. Tidak ada lagi penjelasan atau teguran dari para residen atau supervisor saat kita keliru menanganai pasien. Ada rasa takut sedikit sih.. tapi saat ini secara resmi saya sudah dianggap memiliki kapabilitas yang cukup untuk berpraktek sebagai dokter.


Amal, ilmu padu mengabdi
Semoga ilmu yang telah kuperoleh berguna bagi semua

Minggu, Maret 02, 2008

KELAPARAN, IBU HAMIL MENINGGAL



Berita yang dimuat dalam harian Fajar (Makassar) 1 Maret 2008 tentang meninggalnya seorang ibu yang hamil 7 bulan bersama bayinya karena kelaparan setelah tiga hari tidak makan, merupakan peringatan bagi kita semua bahwa rakyat Indonesia memang sedang menghadapi banyak hal yang parah sekali. Sebab, berita ibu hamil yang mati kelaparan bersama bayinya itu hanyalah satu dari ratusan juta rakyat Indonesia yang sedang dirundung penderitaan karena parahnya kemiskinan dan pengangguran. (Harap selalu diingat bahwa lebih dari 60 juta orang di antara rakyat kita hidup dalam kemiskinan, dan lebih dari 40 juta dalam pengangguran, ditambah lagi dengan besarnya penderitaan karena banjir di banyak daerah, gempa yang berkali-kali, kasus lumpur Lapindo dll dll)

Berita dari Makassar itu juga mengingatkan kepada kita semua bahwa sebagian ( yang amat besar !!!) dari rakyat Indonesia itu menderita karena jeleknya penyelenggaraan negara, yang disebabkan oleh rusaknya moral para pejabat dan � kaum elite � dalam masyarakat lainnya, sebagai akibat dari sistem yang dijalankan oleh Orde Baru selama 32 tahun dan diteruskan, sampai sekarang, oleh berbagai pemerintahan yang menyusulnya.

Kematian ibu hamil dengan bayinya karena sudah tiga hari tidak makan itu tambah meyakinkan kita semua bahwa kehidupan yang sulit sekali sebagian terbesar rakyat kita betul-betul sudah menuntut adanya perubahan besar-besaran di bidang politik, ekonomi, sosial. Sebab, penderitaan yang dialami ibu hamil yang mati itu, yang notebene tinggal di Sulawesi Selatan, yang biasanya terkenal sebagai � lumbung padi � bukanlah gejala yang langka atau yang � istimewa �, kalau kita ingat bahwa di Jawa, Sumatra, Kalimantan, Indonesia Timur, juga ada banyak sekali daerah yang penduduknya miskin sekali. Begitu miskinnya, sehingga banyak rakyat tidak bisa hidup dengan layak dan sehat. Itulah sebabnya, sering di dalam pers kita dimuat adanya anak-anak sekolah yang kurang gizi, bahkan ada anak-anak yang gantung diri atau mati karena kurang makan, disebabkan kemiskinan orang tua mereka.

Kasus ibu hamil (dengan bayinya yang umur 7 bulan) yang mati kelaparan di propinsi daerah asal Wakil Presiden Jusuf Kalla (yang juga ketua umum partai Golkar), dengan keras dan jelas memperingatkan kita semua bahwa berbagai persoalan besar dan parah bangsa dan negara kita sudah tidak bisa lagi diharapkan dapat ditangani atau diselesaikan dengan sistem politik, ekonomi dan sosial seperti yang dianut oleh Orde Baru jilid II sekarang ini.

Sebenarnya, kasus ibu hamil yang mati kelaparan di Sulawesi Selatan ini adalah cermin dari wajah sebagian kehidupan bangsa kita, wajah yang bopeng-bopeng karena rusaknya moral atau wajah yang buruk karena banyaknya berbagai penyelewengan (antara lain korupsi yang merajalela). Wajah yang buruk ini tidaklah mungkin diperbaiki oleh kekuatan-kekuatan politik, yang selama ini mendukung politik Orde Baru jilid II.

Karena besarnya kerusakan moral dan parahnya pembusukan mental di kalangan partai-partai politik selama ini, maka tidak banyaklah yang bisa diharapkan dari hasil Pemilu 2009 nantinya.Sudah bisa diramalkan bahwa Pemiu 2009 tidak akan menghasilkan perubahan-perubahan besar atau mendasar di berbagai bidang, yang bisa memperbaiki kehidupan rakyat banyak. Perubahan yang sejati, perbaikan yang mendasar, hanyalah bisa dibikin oleh kekuasaan politik yang pro-rakyat, dan bukan oleh kekuasaan politik yang berbau-bau Orde Baru. Sebab, pengalaman Orde Baru selama 32 tahun ditambah pengalaman Orba Jilid II (artinya pemerintahan SBY-JK) sudah cukup jelas negatifnya bagi sebagian terbesar rakyat kita.

Kiranya, bagi banyak orang sudah jelas bahwa orang-orang seperti Jusuf Kalla, Aburizal Bakrie, (atau Prayogo Pangestu, atau lebih-lebih lagi Tommy Suharto, dan tokoh-tokoh lainnya yang pro-Suharto) tidak mungkin mau mendorong lahirnya kekuasaan politik yang pro-rakyat. Karena, politik pro-rakyat adalah justru sama sekali tidak mengutungkan kepentingan mereka.

Kekuasaan politik yang betul-betul pro-rakyat adalah tujuan perjuangan banyak golongan dalam masyarakat melalui pengembangan berbagai kekuatan yang demokratis dan anti Orde Baru, dengan menggunakan segala cara dan bentuk.

Sekarang ini, di seluruh tanah-air sudah dan sedang bergejolak berbagai perjuangan yang dilakukan dengan berani oleh golongan pemuda dan mahasiswa, golongan buruh atau pekerja di berbagai bidang, golongan tani, golongan perempuan, yang menuntut bermacam-macam perubahan atau perbaikan dan melawan ketidakadilan dan berbagai penyelewengan atau kejahatan. Akan datang saatnya, nantinya di kemudian hari, bahwa berbagai kekuatan yang masih berjuang secara terpisah-pisah sekarang ini, akhirnya akan mempersatukan diri, sehingga merupakan kekuatan yang bisa merebut kekuasaan politik, atau merobahnya, atau menggesernya.

Jelaslah bahwa di negeri kita, Indonesia, hanya kekuasaan politik yang betul-betul pro-rakyatlah yang akan bisa menjamin tidak adanya lagi ibu-ibu hamil yang mati kelaparan bersama bayi dikandungnya, seperti yang terjadi di Sulawesi Selatan ini.

Btw, bagaimana bisa dalam masyarakat Islam ada kejadian seperti ini? Kemana tetangga, ustadz, da'i, orang Muslim kaya yang ada di sekitar ibu ini? Diam saja?