Selasa, Maret 29, 2011

Nostalgia Masa Kecil mulai dari mainan hingga jajanan……

Masih ingat zaman saya masih SD dimana mainan belum dikuasai oleh mainan elekronik (PS mulai dari PS1 sampe PS3 n PSP, nitendo, gameboy mainan dengan remot control dll), n jajanan masih jajanan tradisional yang fresh dan alami (walau terkadang kurang bersih n bisa bikin diare). Zaman dimana uang 100 rupiah bisa jadi modal jajan di sekolah. Walau tanpa uang sekalipun masih bisa kenyang, asal jago lempar n jago panjat n jago lari (kasus dimana si empunya pohon mangga, kedondong, jambu atau kersen menyadari ada mahluk tak diundang yang hinggap di pohon buah kesayangannya).

Mainan or permainan
1. Terpal (hide n seek). Sepertinya ini merupakan permainan yang paling mendunia, bahkan anak di luar negeri pun tahu (hanya perbedaan nama doang). Detailnya sepertinya ga usah dijelaskan.
2. Bente. Permainan ini terbagi atas 2 kubu yang salin berlawanan. Masing masing berbasiskan pada satu buah batu yang berukuran lumayan besar yang di jadikan base. Aturan mainnya dengan menangkap anggota musuh sebanyak-banyaknya. Tim dianggap menang jika berhasih menginjak base musuh tanpa tertangkap.
3. Boi. Ada dua macam Boi ada boi tengah dan ada boi lari alias boi kaleng. Yang boi kaleng ini mirip kaya orang main tekong, bedanya cuman klu yang boi kaleng pake kaleng bekas yang disusun, klu tekong pakenya batu yang disusun.
4. Ase. Ase ini juga ada dua macam. Yang cuman pake satu garis dengan satu penjaga atau yang pake 6 kotak (2x3) dengan 4 penjaga.
5. Sembunyi sarung.
6. Kelereng alias gundu. Klu yang ini pemainan musiman, klu lagi musim kelereng halaman sekolah saya, terutama yang di bawah pohon flamboyant penih lubang2 kecil buat di pake main kelereng.
7. Wayang.
8. Layang2. Yang ini mah musiman, untuk bisa menjatuhkan layangan musuh bahkan dibuat tali khusus yang terbuat dari benang yang lumuri ramuan khusus. Campuran beling (hanya beling dari bola lampu lho yang bisa dipake) yang dihancurkan dengan getah dari pohon yang dimasak dan lumuri pada benang yang dipakai. Walaupun terkadang bisa melukai jari. Dijamin bisa memutuskan tali layangan lawan dengan saat bergesekan.
9. Main rumah2an. Jangan bayangkan main rumah2an ini seperi yang dilakukan sinchan dkk, ada ayah ibu dan anak dalam satu rumah. Rumah2an yang kami mainkan lebih mirip pertempuran. Rumah2an yang dibangun lengkap dengan ruang utama, dapur dan menara pengawas untuk memantau jika ada musuh yang mendekat. Untuk memudahkan kontruksi rumah2an maka rumah biasanya dibangun pada sebuah pohon. Lengkap dengan senjata pate (ketapel) dan senapan buatan dengan peluru dari tali kursi.
10. Merian bambu. Biasanya dimainkan pas puasa, bukan buat battle, cuman buat adu suara doang.
11. Lompat tali atau lompat karet. Biasanya pake karet, jadi klu nyangkut ga bakalan jatuh. Tinggi lompatan mulai dari lutut, pinggang, dada, leher, kepala dan bendera (yang ini klu tinggi lompatan setinggi tangan terangkat).
12. Kapam-pa, Mainan ini dibuat dari bambu sekuran telunjuk atau jempol orang dewasa. Pelurunya dari kertas basah (banyakan di basahi pake ludah). Ini juga di pake buat bertempur.
13. Hand made toys, mulai dari ban bekas yang di gelindingin pake kayu, sandal bekas yang potong buat jadi roda, botol bimoli bekas yang disulap jadi mobil-mobilan, pelepah pinang yang pake buat seluncuran n masih banyak lagi, ga pake keluar duit, yang penting mau bikin.


Makanan yang ga masuk diakal. Ini bukan karena kelaparan atau kehabisan makanan tapi cuman karena iseng atau diajakin teman.
Buah kelapa yang masih sangat muda yang besarnya cuman seperti kepalan tangan bayi. Isi dalamnya di kerok trus dimakan pake asam n garam. Belum pernah dilaporkan kasus keracunan karena makan ginian.
Kedua buah ketapang. Kami sering menyebutnya tai kucing. Biasanya sore hari dengan bermodalkan parang kami mengumpulkan tai kucing tersebut untuk dibelah dan dimakan isinya. Rasanya kaya kenari, lumayan enak. Hati2 tertukar dengan tai kucing betulan.
Yang terakhir ini amat sangat tidak dianjurkan untuk dimakan. Buah jarak. Tapi bisa dibilang rasanya enak kaya kacang. Malah lebih enakan buah jarak. Buah ini yang bikin anak2 satu komplek muntah2 karena keracunan makan buah jarak. Hahahahaha………………….

Jajanan tradisional yang murah meriah…..
1. Tuli2, simple tapi tetap menjadi primadona, bahkan masih Berjaya sampai sekarang. Zaman saya SD dulu harganya cuma 25 rupiah sebiji, dimakan pake sambal, nah sambal inilah yang menjadi indikator laris tidaknya tuli-tuli. Makin enak sambalnya, makin laris tuli-tulinya. Enak dimakan panas2 coz klu sudah dingin jadi keras. Bahanya simple, dari singkong.
2. Es kantung dengan berbagai warna dan rasanya, dengan harga 25 rupiah, klu yang mahal biasa pake susu dengan tambahan buah atau kacang ijo. Sepotong bisa bisa buat berdua, bukan dipotong tapi ngisapnya gantian hahahahaha….
3. Sanggara banda, sanggara kapunto, roti genco, palu butung
4. Manisan, ada mangga, kedondong, dan katapi (kecapi), dengan harga yang murah
5. Sako-sako alias SS, hati2 klu lagi nyako harus siap dengan air minum, coz bisa bikin mulut kering. Bubuk sako-sakonya bisa nyembur klu nyako sambil ngomong.

Senin, Maret 21, 2011

What that I’m not yet telling you

That I’m not totally normal………
That I’m fell comfort with my friend than my H…….
That I’m fell comfort when I’m alone……..
Making friends its’nt always easy for me……..
Have 2 exb…………
I’m not * to the point person*, you should read the sign……..
Give me some respect I’ll give you more than you imagine……..
Never ever break something. If its must to do, I’m gonna force you to break it, with unpredictible way…

Mekanisme pertahan diri terhadap stress.....


What i'm doing is just hiding...........

Sekolah lagi atau tidak.....



Kamis kemarin secara tidak sengaja saya bertemu teman seangkatan waktu kuliah dulu dikantor pos. Ke kantor Pos sebenarnya cuman buat mengambil sisa rapelan gaji PTT yang naik sejak januari 2010. Berhubung saya PTT sampai bulan juni 2010, berati masih dapat 6 bulan, lumayan lah bwt tambah2 biaya hidup. Nah pas di kontor pos ketemu teman kuliah dulu yang juga mau mnegcek gajinya. Sambil menunggu selesai jam istrahat (secara kita datangnya jan 12an) maka dimulailah perbincangan seputar sekolah. BTW, saya adalah peserta PPDS ilmu anestesi FK UNHAS semester dua, kejadian sampe saya masuk anestesi memang cuma kebetulan sj. Sebenarnya waktu daftar kemari memang niatnya cuman coba2 saja, belum ada niat untuk sekolah, memang sih niatnya pilih anestesi tapi belum sekarang, coz secara finansial masih belum mendukung (celengannya masih belum sampe setengah). Tapi apa mau dikata saya lulus maka sengan modal pas2an aya masuk. Untung kemarin ambil beasiswa depkes jadi ya... sedikit terbantu lah.

Nah teman saya yang satu ini niatannya juga mau masuk PPDS Bedah namun dengan jalur Beasiswa depkes, tapi mmasalahnya sejak semester kemarin yang beasiiswa depkes juntrungannya makin ga jelas. Makin kabur apakah program itu masih berkanjut atau ga. Karenba jalur ini menjadi harapan utama bagi residen jamkesmas seperti saya (karena kekurangan modal). Dia masih bingung, apa dia daftar saja lewat jalur mandiri nanti tinggal di switch ke beasiswa klu sudah ada kejelasan. Tapi pengalaman klu mau daftar beasiswanya setelah lulus agak susah dan ribet trus blum tentu lulus juga.

Trus masalah kedua yang bikin dia ragu, adalah masalah kabar kabur tentang kehidupan para residen selama pendidikan yang berat bin menyiksa (apalagi semester 1). Well bisa dibilang itulah resiko yang harus diambil saat kita memutuskan untuk masuk pendidikan, klu mau mau enak ya silahkan duduk manis dikursi Puskesmas masuk jam 8 pulang jam 12, praktek sore n tinggal terima duit dengan tanggung jawab yang ga terlalu besar pula, klu sulit ya tinggal rujuk, ga pake ribet. Masuk pendidikan berati kita akan mengorbankan banyak hal, tenaga. pikiran waktu dan pastinya pundi2 kita bakal terkuras, singkatnya harus siap mental, fisik dan finansial.

Disaat2 awal sangat susah bagi saya beradaptasi, dari lingkungan yang santai dipuskesmas masuk ke lingkungan dengan rushtime yang tinggi serta penuh tekanan. Ingin rasanya keluar dan kembali ke puskesmas, sempat muncul pikiran apakah saya tidak salah pilih jurusan. Bahkan saya tidak punya waktu untuk diri sendiri. Tapi semua setimpal dengan apa yang akan saya dapatkan kelak.