Sabtu, November 06, 2010

Journey To Mentawai Part 2

Dengan menumpang KMP Ambu-Ambu kami sampai di Sikakap Mentawai pada pagi harinya. Saat tiba di Sikakap kami mulai kebingungan kemana kami akan pergi, kenapa tidak ada koordinasi dari pemerintah setempat. Apa ada tempat melapor khusus buat relawan medis. Hampir semua relawan yang datang bersama kami telah mengirim tim awal baik untuk assesment, bahkan untuk mempersiakan segala yang dibutuhkan untuk tim yang datang berikutnya. Setelah bertanya kiri kanan kami medapatkan info bahwa semua tim relawan melaporkan di posko utama yang bertempat di kantor kecamatan di Sikakap.

Btw di Sikakap sendiri tidak terkena dampak apapum baik gempa ataupun tsunami. Dampak yang terlihat hanya karena banyaknya gedung publik yang beralih fungsi menjadi posko relawan. Kehidupan masyarakat disini terlihat berjalan biasa.

Dengan meyewa kendaraan sendiri (dengan harga yang irasional) kami menuju ke posko utama. Disana sini sudah tampak tenda2 dengan bendera dan spanduk masing-masing organisasi, NGO, perusahaan bahkan TV swasta. Btw saya tidak melihat adanya tenda pengungsi. So dimanakah para pengungsi tersebut berada? Selesai melapor kami mulai kebingungan, mau kemana? Tadi sempat ada tawaran dari muhamadiyah untuk bergabung bersama mereka. Tapi...... Kami untuk sementara menumpanng tenda BASARNAS, sambil mencari2 informasi terbaru seputar korban, lokasi bencana dll. Dari salah seorang kru BASARNAS kami mendapatkan info klu ada tim yang membutuhkan tim MEDIS karena rencana meraka akan ke daerah Pagai Selatan esok hari. Titik terang mualai tampak. Kami pun di anatar kesana.

Ternyata mereka adalah gabungan beberapa organisasi, mulai dari WANADRI, AMP FK UMPAD, TBM UNRI, dan TBM UNAND bersama kami AMDA. Setelah ngobrol beberapa saat kami memutuskan untuk bergabung bersama mereka. Pertimbangannya kami tidak mungkin turun ke daerah pesisir dengan hanya kami bertiga. Pertama sewa boat yang sangat mahal, bisa sampai beberapa juta rupiah untuk perjalan satu hari. Kedua kami tidak mengenal medan di pesisisr mentawai, dan ketiga, kami butuk tim untuk mengankut logistik dan obat2an. Rencanaanya kami akan ke pagai selatan esok harinya. Kemarin mereka telah menurunkan tim awal untuk assesment, tim terbagai 2, ada yang lewat darat dan lewat laut. Keduanya akan bertemu di tempat yang telah dutentukan. Rencana perjalanan besok semua tergantung informasi yang dikumpulkan dari kedua tim tersebut. Tapi kemungkinan besar kami akan melalui jalan darat mengngat jalan laut sangat beresiko mengingat tingginya gelombang laut di daerah pesisir barat metawai. Jam 19.00 malam bakal ada briefing mengenai rencanma besok.

Sambil menunggu kami memutuskan melihat sebagian korban tsunami yang dirawat dipuskesmas. Dari info yang kami terima terdapat beberapa tempat perawatan korban tsunami, yaitu 2 gedung di puskesmas Sikakap, di gereja dan satu lagi di Rumah Sakit lapangan milik KOSTRAD. Tiba disana setelah sedikit melakukan observasi dan sedikit intervensi, hehehehe... Kami di tanya apakah sudah melapor ke Dinas Kesehatan setempat? (melapor lagi). Disana kami diberi sedikit pengarahan lalu mendaftarkan diri. Disinipun ternyata telah banyak dokter yang mendaftarkan diri. Karena dokternya lumayan abanayk maka untuk perawatan dibagi dalah 3 shift, itupun hanya untuk 3 tempat karena RS lapangan di pegang oleh KOSTRAD. Untuk turun kelapangan pun mereka hanya mengandalkan helikopter milik TNI dan itupun tidak setiap hari bisa beroperasi karena kendala cuaca. Itupun sekali turun hanya satu dokter dan satu perawat yang dibolehkan ikut. Dan hanya laki-laki. Rencananya sebentara malah akan ada krapat koordinasi oleh dinas kesehatan. Sekarang kami bingung lagi mau ikut yang mana tim dinkes atau wanadri. Karena dari dinas kesehatan pun memberikan keleluasaan mau gabung bersa mereka di puskesmas boleh, mau turun lapangan boleh asal punya boat dan perlengkapan untuk safety.
Bersambung.....................

Tidak ada komentar: